Pendahuluan
Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh
bangsa Indonesia. Salah satu upaya
peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang
seimbang dapat meningkatkan ketahanan
tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal
(Depkes RI, 2004). Namun sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan
masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi
yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A
(KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi Besi (Depkes
RI, 2004 ).
Khusus untuk
masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang atau
yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi buruk terutama pada anak
balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh
pemerintah, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sangat
sederhana yaitu kurangnya intake (konsumsi)
makanan terhadap kebutuhan makan seseorang,
namun tidak demikian oleh
pemerintah dan masyarakat karena masalah
gizi buruk adalah masalah ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, tetapi
anehnya didaearah-daearah yang telah swasembada pangan bahkan telah terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga
(misalnya program raskin), masih sering ditemukan kasus gizi buruk, padahal
sebelum gizi buruk ini terjadi, telah melewati beberapa tahapan yang dimulai
dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak sampai akhirnya terlihat anak
tersebut sangat buruk (gizi buruk). Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat atau keluarga balita belum mengatahui cara menilai status berat badan anak (status
gizi anak) atau juga belum mengetahui pola
pertumbuhan berat badan anak, sepertinya masyarakat atau keluarga hanya tahu
bahwa anak harus diberikan makan seperti halnya orang dewasa harus makan tiap
harinya.
Penilaian Status Gizi Anak
Ada beberapa cara melakukan penilaian
status gizi pada kelompok masyarakat. Salah
satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Umur.
Umur sangat memegang peranan
dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi
status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang
akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang
tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah
adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun.
Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya
adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan
umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam
hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b.
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan
yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat
Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan,
yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling
banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung
pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan
situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c.
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan
gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat
dari keadaan kurus kering dan kecil
pendek. Tinggi badan sangat baik untuk
melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan
berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan
dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau
juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut
Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan
indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI,
2004).
Berat badan dan tinggi
badan adalah salah satu parameter
penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan
dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status
gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh
(M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan
tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %
menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Tabel 1 Penilaian
Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS
No
|
Indeks yang dipakai
|
Batas Pengelompokan
|
Sebutan Status Gizi
|
1
|
BB/U
|
< -3 SD
|
Gizi buruk
|
- 3 s/d
<-2 SD
|
Gizi kurang
|
||
- 2 s/d +2 SD
|
Gizi baik
|
||
> +2 SD
|
Gizi lebih
|
||
2
|
TB/U
|
< -3 SD
|
Sangat Pendek
|
- 3 s/d
<-2 SD
|
Pendek
|
||
- 2 s/d +2 SD
|
Normal
|
||
> +2 SD
|
Tinggi
|
||
3
|
BB/TB
|
< -3 SD
|
Sangat Kurus
|
- 3 s/d
<-2 SD
|
Kurus
|
||
- 2 s/d +2 SD
|
Normal
|
||
> +2 SD
|
Gemuk
|
Sumber : Depkes RI 2004.
Data baku
WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil
(persentile) dan skor simpang baku
(standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak
dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya
digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya
relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku
(SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
Tabel 2. Interpretasi Status
Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
No
|
Indeks yang digunakan
|
Interpretasi
|
||
BB/U
|
TB/U
|
BB/TB
|
||
1
|
Rendah
|
Rendah
|
Normal
|
Normal, dulu kurang gizi
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang kurang ++
|
|
Rendah
|
Normal
|
Rendah
|
Sekarang kurang +
|
|
2
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang kurang
|
|
Normal
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sekarang lebih, dulu kurang
|
|
3
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Normal
|
Tinggi, normal
|
Tinggi
|
Rendah
|
Tinggi
|
Obese
|
|
Tinggi
|
Normal
|
Tinggi
|
Sekarang lebih, belum obese
|
|
Keterangan
: untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Tinggi :
> + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
|
Sumber : Depkes RI 2004.
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS)
dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku
Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
|
Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti
diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti
yang terlihat pada tabel 2.
Untuk memperjelas penggunaan rumur
Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut
Diketahui BB=
60 kg TB=145 cm
Umur : karena
umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun
maka disini dicontohkan anak
laki-laki usia 15 tahun
Table
weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age
|
Standard
Deviations
|
|||||||
Yr
|
mth
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
15
|
0
|
31.6
|
39.9
|
48.3
|
56.7
|
69.2
|
81.6
|
94.1
|
Sumber:
WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
|
Table
weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from
WHO-NCHS
Stature
|
Standard
Deviations
|
|||||||
cm
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
|
145
|
0
|
24.8
|
28.8
|
32.8
|
36.9
|
43.0
|
49.2
|
55.4
|
Sumber:
WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
|
||||||||
Table
stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Stature
|
Standard
Deviations
|
|||||||
Yr mth
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
|
15
|
0
|
144.8
|
152.9
|
160.9
|
169.0
|
177.1
|
185.1
|
193.2
|
Sumber:
WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
|
||||||||
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3
= + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1
= - 3.0 SD
= status gizi
pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
Definisi Operasional Status Gizi
Sebenarnya untuk mendefinisikan
operasional status gizi ini dapat dilakukan di klinik kesehatan swasta maupun
pemerintah yang menyediakan pengukuran
status gizi, namun demikian yang perlu diketahui masyarakat adalah pengertian dan pemahaman dari status gizi
anak, selanjutnya ketika mengunjungi klinik gizi hasilnya dapat segera
diketahui termasuk upaya-upaya mempertahankan status gizi yang baik.
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang
diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara
antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku
WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Indikasi pengukuran dari variabel ini
ditentukan oleh :
1.
Penimbangan Berat Badan (BB)
dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat
badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise)
2.
Penentuan umur anak
ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran
yang diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan
ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan.
a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah
Z score simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median
baku rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk
menghitung SSB dapat dipakai rumus :
Dimana : NIS : Nilai Induvidual Subjek
NMBR : Nilai Median Baku Rujukan
NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan
Hasil pengukuran dikategorikan sbb
1. Untuk BB/U
a.
Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD
c.
Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD
2. TB/U
a.
Pendek Bila
SSB < -2 SD
b.
Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c.
Tinggi Bila SBB > +2 SD
3. BB/TB
a.
Kurus Bila SSB < -2 SD
b.
Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c.
Gemuk Bila SSB > +2 SD
Dan juga status
gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004).
Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3
Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan
Tiga Indeks (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Interpretasi
|
Indeks yang digunakan
|
||
BB/U
|
TB/U
|
BB/TB
|
|
Normal, dulu kurang gizi
|
Rendah
|
Rendah
|
Normal
|
Sekarang kurang ++
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang kurang +
|
Rendah
|
Normal
|
Rendah
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Sekarang kurang
|
Normal
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang lebih, dulu kurang
|
Normal
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi, normal
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Normal
|
Obese
|
Tinggi
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sekarang lebih, belum obese
|
Tinggi
|
Normal
|
Tinggi
|
Keterangan : untuk ketiga indeks (
BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Tinggi :
> + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
|
Sumber: Depkes RI, 2004
Kesimpulan
Terjadinya gizi buruk pada anak bukan saja disebabkan
oleh rendahnya intake makanan terhadap kebutuhan makanan anak, tetapi
kebanyakan orang tua tidak tahu
melakukan penilaian status gizi pada anaknya, sepertinya masyarakat atau
keluarga hanya tahu bahwa anak harus diberikan makan seperti halnya orang
dewasa harus makan tiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsad.RA, (2006), Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan
Prestasi Belajar Anak SD Wilayah Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar
tahun 2006, FKM-UNHAS, Makassar.
Abunain Djumadias, 1990, Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur
Status Gizi, Puslitbang Gizi Bogor.
Depkes,
RI, 2004, Analisis Situasi Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, Jakarta
Suharjo, 1996, Gizi dan Pangan, Kanisius,
Yogyakarta
Supariasa, 1999, Epidemiologi Gizi, AKZI Malang
WHO, 1983. Measuring
Change In Nutritional Status, Genewa.
http://www.docs-engine.com/doc/1/artikel-gizi-buruk.html
Harrah's Hotel & Casino - MapYRO
BalasHapusFind Harrah's Hotel 제천 출장안마 & 용인 출장마사지 Casino, Las 광명 출장샵 Vegas, NV, United States, 90449 location in Las Vegas, 안양 출장마사지 NV. Rooms (with king beds), Room 강원도 출장마사지 types, Prices (starting at $199),