Selasa, 22 November 2016

Status gizi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
       Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrient yang berbeda. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrient yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Nutrient tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrient yang lain,sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat.
       Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi makanan. Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi. Tingginya angka kematian penduduk juga merupakan dampak dari kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi yang dilahirkan, masalahnya yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia lanjut.
        Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Suatu penyakit timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host) dan lingkungan (environment).



1.2 Rumusan Masalah
            Adapun masalah yang di bahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1.   Apa yang dimaksud dengan status gizi ?
2.   Bagaimana gizi dalam daur kehidupan ?
3.   Siapa saja kelompok masyarakat dalam siklus gizi daur kehidupan?

1.3 Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan status gizi.
2.   Untuk mengetahui gizi dalam daur kehidupan.
3.   Untuk  mengetahui kelompok masyarakat dalam siklus gizi daur kehidupan.




















BAB II
             PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN STATUS GIZI
            Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan.
            Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status gizi baik bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak seimbang dapat diprestasikan dalam bentuk gizi kurang dari yang dibutuhkan. Sedangkan status gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Sehingga status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2003).
            Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan  dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang berdasarkan pada data antropometri serta biokimia (Beck, 2005). Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi salah ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit yang biasanya tidak mematikan dan perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang membantu meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Status gizi juga berhubungan langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk penyembuhan setelah menderita infeksi, luka, dan operasi yang berat.

2.2 GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
            Daur kehidupan manusia adalah rangkaian perjalanan hidup seseorang, mulai dari kelahiran hingga berakhir pada saat seseorang tersebut meninggal dunia dari waktu-kewaktu, manusia menghadapi berbagai perubahan dalam kehidupannya.
Daur kehidupan tersebut berlaku bagi setiap manusia tanpa terkecuali, dengan urutan dan tahapan yang sama. Daur kehidupan tersebut meliputi pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental. Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia.
            United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan.Terdapat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi dan diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian.
            Kebutuhan akan nutrient berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang antara lain :
·         Faktor Lingkungan
·         Faktor Ekonomi
·         Faktor Sosial-Budaya
·         Faktor Biologis/Keturunan
·         Faktor Religi/Agama

            Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia. Kekurangan gizi yang terjadi pada balita, remaja, ibu-ibu selama kehamilan dan secara kumulatif dapat berdampak buruk terhadap kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah. Bayi yang memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR) akan memiliki resiko yang tinggi terhadap kematian (Infant Mortality Rate), penyakit kronis pada masa usia dewasa dan keterlambatan perkembangan mental. Kondisi kekurangan gizi yang terjadi pada bayi dengan BBL rendah akan berisiko mengakibatkan balita yang menderita Kurang Energi Kronik (KEP). Risiko munculnya balita KEP akan semakin tinggi jika tidak didukung dengan pola asuh yang tidak memadai. Selain itu, penyakit infeksi dan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan akan memperburuk pertumbuhan bayi dengan BBL rendah. Untuk daur kehidupan dapat digambarkan seperti siklus di bawah, dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia (Hidayat,2007).
                                                                 Sumber: Nutrition Throught The Life Cycle, 2000
2.3 KELOMPOK MASYARAKAT DALAM SIKLUS GIZI DAUR KEHIDUPAN
            Beberapa kelompok dengan resiko tinggi di masyarakat membutuhkan perhatian khusus dalam gizi .Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ibu Hamil
            Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan fisiologis pada Ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan kebutuhan nutrien, karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin  yang sangat pesat, dan agar keluaran kehamian nya behasil baik dan sempurna.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil dan mempunyai implikasi gizi adalah : Perubahan pada kardiovaskuler, pada volume darah, pada tekanan darah selama hamil, penyesuaian pada  sistem pernafasan, perubahan pada fungsi ginjal, perubahan pada fungsi gastrointestinal , perubahan pada hormone terutama hormone yang diproduksi oleh plasenta yang mengatur perubahan perkembangan ibu hamil dan merupakan satu-satunya jalan bagi janin untuk pertukaran nutrient, oksigen, dan sisa produk. 

1.1 Penilaian Status Gizi Wanita Hamil
            Penilaian status gizi wanita hamil meliputi evaluasi terhadap faktor risiko,diet,pengukuran antropometrik dan biokimiawi.penilaian tentang asupan pangan dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam (24-hour recall).faktor risiko diet dibagi ke dalam dua kelompok,yaitu risiko selama hamil dan risiko selama perawatan (antenatal).Adapun risiko yang pertama adalah :
a.       Usia dibawah 18 tahun
b.      Keluarga prasejahtera
c.       Food fadism atau kegilaan terhadap pola makan tertentu yang terkesan aneh
d.      Perokok berat
e.       Pecandu obat dan alcohol
f.       Berat <80% atau >120% berat baku
g.      Terlalu sering hamil > 8 kali dengan sela waktu <1 tahun
h.      Riwayat obstetric buruk : pernah melahirkan anak mati
i.        Tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik.
Sementara risiko kedua meliputi :
a.       Pertambahan berat tidak adekuat (<1kg/bulan)
b.      Pertambahan berat berlebihan (>1 kg/minggu)
c.       Hb <11 g (terendah 9,5 dan Ht <33 (terendah 30)
1.2 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh :
1.      Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2.      Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3.      Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama
4.      Paritas dan usia kehamilan pertama
Status gizi ibu sewaktu melahirkan ditentukan  berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi yang  berdasarkan:
1.      Keadaan sosial ekonomi waktu hamil
2.      Derajat pekerjaan fisik
3.      Asupan pangan
4.      Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi
            Pemeriksaan antropometris yang biasa dilakukan ialah penimbangan berat,pengukuran tinggi,penentuan berat ideal dan pola pertambahan berat.Berat pada kunjungan pertama ditimbang sementara berat sebelum nya jangan terlewatkan.berat sebelum hamil berguna untuk penentuan prognosis serta keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi secara intensif.status gizi buruk ditandai oleh berat sebelum hamil 10% dibawah atau 20% di atas berat ideal.

1.3 Pola Pertambahan Berat Badan
            Wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung akan melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang,karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2-5 minggu pertama.ibu penderita malnutrisi sepanjang minggu terakhir kehamilan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (<2500 g),karena jaringan lemak banyak ditimbun salama trisemester III. Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang. Volume darah pun meningkat drastis, hingga sampai akhir kehamilan volume darah menjadi 4/3 kali volume darah normal. Ini menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.
            Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
1.4 Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
            Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah Sumber kalori (Karbohidrat & Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E,Yodium. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin.


a. Sumber Kalori
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi baik.. Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama 280 hari, hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama kehamilan.
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi.
b. Protein
            Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori).
c. Asam Folat
            Asam folat termasuk vitamin B komplek, yakni vitamin B9. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram perhari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum. Selain itu folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.
            Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino dan asam nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang. Selain itu folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat menyebakan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan servik uterus. Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan pertama kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum tulang belakang.
d. Zat Besi
            Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolism besi normal. Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi.
 e. Kalsium
            Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
f. Vitamin C
            Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
g. Vitamin A
            Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta perkembangan dan pertumbuhan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.

h. Yodium
            Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme,yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme karena peran hormone tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati posisi strategis.anjuran asupan per hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 µg.
2. Ibu menyusui
            Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Air susu ibu atau ASI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi, dan untuk keberhasilan ini diperlukan dukungan gizi. Komposisi dari ASI sendiri berbeda tergantung dari waktu menyusui (pagi,siang, sore, malam) dan tahap dari pemberian ASI: jumlah fat yang ada dalam ASI semakin meningkat artinya fat pada ASI yang keluar pada tahap akhir menyusui lebih tinggi daripada waktu pemberian awal menyusui.
            Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormone Oxytocin yang disekresi oleh glandula pituitaria bagian posterior atas rangsangan isapan bayi.Oxytocin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli  berkontraksi, yang dengan demikian mendorong air susu menuju ke ductus penampungan.
2.1 Kebutuhan Gizi pada Ibu Menyusui
            Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 kkal, kebutuhan kalori ini lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-rata yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu normal.
a. Protein
            Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.

b. Cairan
            Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
c. Vitamin dan Mineral
            Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada selama hamil Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein, laktosa dan lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya berupa whey yang lebih mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A dan karotinoid. Dalam ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat dalam susu sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain itu ASI juga mengandung zat immunitas, seperti sel T dan immunoglobulin, yang merupakan pertahan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosom, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahan tubuh non spesifik. Perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil dan menyusui yaitu :
  1. Untuk menjaga kesehatan ibu selama hamil dan saat persalinan.
  2. Untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin yang dikandung.
  3. Untuk mempersiapkan cadangan gizi ayi setelah lahir.
  4. Untuk persiapan produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir.
2.2 Tabel 1. Makanan untuk Kecukupan Energi Bagi Ibu Hamil Dan Menyusui
        Bahan Makanan      
Ibu Hamil
Ibu Menyusui
Nasi/Pengganti
4 ½ Gelas
4 ½ Gelas
Sayuran
3 Gelas
4 Gelas
Buah
4 Ptg Sdg
4 Ptg Sdg
Tempe/pengganti
6 Ptg Sdg
8 Ptg Sdg
Daging/Pengganti
3 Ptg Sdg
3 Ptg Sdg
Susu
2 Gelas
2 Gelas
Minyak
2 Sdm
3 Sdm
Gula
2 Sdm
2 Sdm

3. Bayi dan Balita
            ASI eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI. Air Susu Ibu penting untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal : karbohidrat dalam ASI berupa laktosa,protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna,kandungan vitamin dan mineralnya banyak,lemaknya mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda).Selain itu,ASI juga mengandung zat anti infeksi.
            Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk).
3.1 Kebutuhan Gizi  Bayi dan Balita
            Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat  bervariasi menurut usia  dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama,yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum selama 6 bulan pertama kehidupan,bayi memerlukan sebesar 115-120 kkal/kg/hari yang kemudian berkurang sampai sekitar 105-120 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. Berikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain kecuali obat dan vitamin. Jumlah cairan/air yang dibutuhkan oleh bayi dan anak balita lebih besar 50% dibanding kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan :kalori adalah 1,5 cc/1 kkal (Rasio orang dewasa =1 cc/kkal). Adapun perhitungan  kebutuhan gizi bagi bayi adalah :
·         Kalori :100-120 per kilogram berat badan. 
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal
·         Protein :1,5-2 gram per kilogram berat badan 
Bila 
berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram 
·         Karbohidrat :50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari 
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram 
·         Lemak :20 persen dari total kalori 
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram
            Sementara unsur gizi seimbang untuk balita (umur 6 bulan keatas) yakni karbohidrat dan lemak (zat tenaga) sebagai penghasil energi,Protein (zat pembangun) berguna untuk pertumbuhan atau pemeliharaan, Vitamin dan Mineral (Zat Pengatur),Zat besi serta Vitamin K.
·         Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
·         Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
3.2 Tabel 2. Anjuran Makanan Pada Bayi dan Balita.
Bahan
Bayi Usia 6-12 Bln (900Kkal)
Anak Usia 1-3 tahun (1200Kkal)
Anak Usia 4-5 Tahun (1700Kkal)
Nasi
1 ½ gls tim halus
2 ¼ gls
3 gelas
Daging
1 butir kuning telur
1 potong
2 potong
Tempe
1 potong
2 potong
4 potong
Sayur
2 sdm
1 ½ gelas
2 gelas
Buah
1 buah/potong
3 buah/potong
3 buah/potong
ASI
Lanjutkan
Hingga 2 tahun
-
Susu
-
1 gelas
1 gelas
Minyak
1 sdm
1 ½ sdm
2 sdm
Gula
-
2 sdm
2 sdm


4. Anak Remaja dan  Dewasa
                     Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
      Masa remaja awal                    : 10-13 tahun
      Masa remaja tengah               : 14-16 tahun
      Masa remaja akhir                   : 17-19 tahun
            Perubahan ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan       : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki           : umur 12 sampai 14 tahun.
            Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik.

4.1 Kebutuhan Gizi Seimbang
                     Prinsip gizi remaja à status gizi remaja harus dinilai secara perorangan à berdasarkan data antopometri, biokimia, pemeriksaan fisik & klinis, dietary, psikososial.
            Pada anak remaja berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi hal ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih makanan yang sehat. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Secara garis besar,banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada tabel RDA.            
            Umumnya remaja putra memerlukan lebih banyak energi dibandingkan remaja putri.Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3470 kkal/hari. Dan menurun menjadi 2900 kkal pada usia 16-19 tahun.Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12 tahun (2550 kkal),kemudian menurun menjadi 2200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis (Wait dkk) menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan.Perkiraan energi pada remaja putra berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm,sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkkal/cm.
a. Protein
            Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
b.Lemak
            Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.
c. Vitamin dan Mineral
            Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan. Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorbsi.




4.2 Pendidikan Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
            Pendidikan gizi pada anak  remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun uraiannya sebagai berikut :
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Biasakan makan pagi.
8. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
9. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
10. Hindari minum minuman beralkohol.
11. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

5. Gizi Lanjut Usia
            Kebutuhan gizi pada lansia berbeda dari yang satu dengan lainnya sehubungan dengan perbedaan individu dalam hal tingkat penuaan, tingkat aktivitas fisik, adanya penyakit degeneratif dan pengaruh obat-obatan terhadap utilitas zat gizi. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang pada usia lanjut berguna selain untuk kelangsungan hidup yang layak, juga bermanfaat mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif dan penyakit lain yang umum terjadi pada usia lanjut, sehingga masa tua dapat dijalani dengan kondisi kesehatan yang baik dan kegiatan yang normal. Adapun batasan Usia Menurut beberapa sumber:
      Menurut Durmin                     : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
      M.Alwi Dahlan                       : usia diatas 60 th
      Menurut usia pension              : usia diatas 56 th
      WHO                                      : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua (75-                                                      90), usia sangat tua(>90)



5.1 Perubahan Fisiologis Akibat Penuaan
Kemunduran dan kelemahan yang diderita oleh lansia biasanya berupa :
1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
2. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
3. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
4. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
5. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
6. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
7. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
8.  Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi \
9. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
10. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
5.2 Penilaian Status Gizi
            Penilaian Status Gizi berdasarkan pemeriksaan lazim biasanya dengan pemeriksaan antropometrik.Perubahan berat badan dijadikan indicator yang peka dalam penentuan risiko gizi.penyusutan berat badan 10% atau lebih terutama berlangsung kurang dari 3 bulan menandakan malnutrisi telah terjadi.ukuran lipat kulit trisep berkurang sebanyak 14% (wanita) hingga 8% (lelaki) pada usia 65-75 tahun. Informasi minimal yang harus diperoleh dalam menilai status gizi lansia :
1.      Keterangan tentang diet
2.      Berat dan tinggi badan
3.      Lingkar perut dan lengan
4.      Tebal lemak bawah kulit
5.      Keadaan fungsi tubuh
6.      Riwayat infeksi.

5.3 Keseimbangan Energi
a. Kalori
            Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
             Kebutuhan akan kalori akan menurun sejalan dengan pertambahan usia,karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang. Secara umum,terjadi penurunan asupan energi sebesar 55 per dekade. Penyusutan BMR 10%-20% antara usia 30-75 tahun merupakan cerminan dari perubahan komposisi tubuh,penambahan massa lemak dan penyusutan massa otot.
b. Protein
            Jika diacu pada RDA,besaran protein dipatok pada angka 0,8 g/Kg BB/hari.angka ini diperoleh dari perhitungan asupan energi sebesar 1900 kkal (wanita) dan 2300 Kkal (Lelaki).diet protein harus mengontribusi energi sebesar 12-15% total asupan kalori.sebaiknya protein sebagai pemasok energi dapat diberikan  dalam jumlah 20-25% dari jumlah kalori total. Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

c. Karbohidrat dan Serat Makanan
            Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. Umumnya lansia mengonsumsi karbohidrat hanya 45-50% dari seharusnya 55-60% kalori total.
d. Lemak
            Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
e. Vitamin dan mineral
            Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.


BAB III
 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masyarakat umum  banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti factor sosial, psikologis, ekonomi, pengetahuan, mitos, kebudayaan, dan keyakinan.Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrient yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Kebutuhan akan nutrient berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut.
            Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia. Kekurangan gizi yang terjadi pada balita, remaja, ibu-ibu selama kehamilan dan secara kumulatif dapat berdampak buruk terhadap kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah. Bayi yang memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR) akan memiliki resiko yang tinggi terhadap kematian (Infant Mortality Rate), penyakit kronis pada masa usia dewasa dan keterlambatan perkembangan mental. Kondisi kekurangan gizi yang terjadi pada bayi dengan BBL rendah akan berisiko mengakibatkan balita yang menderita Kurang Energi Kronik (KEP). Risiko munculnya balita KEP akan semakin tinggi jika tidak didukung dengan pola asuh yang tidak memadai. Selain itu, penyakit infeksi dan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan akan memperburuk pertumbuhan bayi dengan BBL rendah
3.2 SARAN
            Timbulnya berbagai masalah gizi dan penyakit dalam daur kehidupan manusia biasanya diakibatkan kurangnya perhatian dan pengetahuan terhadap mengkonsumsi bahan pangan tertentu.Maka untuk mencegah ataupun menanggulangi terjadinya peningkatan masalah gizi,sebaiknya masyarakat terutama kelompok  gizi dalam daur kehidupan meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi serta gizi lebih.
DAFTAR PUSTAKA
§  MB, Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi .Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.2004
§  Sandra Fikawati,Dwi Wahyuni.Jurnal Status Gizi Ibu Hamil dan berat Lahir Bayi. Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,Juni 2012.Depok
§  Almatsier, Sunita. 2009. Buku Ajar Pinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama . Jakarta
§  David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati. Pdf Hasil Penelitian.Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui  (79–82).Universitas Sumatera Utara.2011
§  Muchlisa, Citrakesumasari.,Jurnal Laporan Penelitian. Hubungan Asupan Gizi dengan Status Gizi pada Remaja.Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Makassar.2013

§  Rizqie Auliana,Pdf Gizi Daur Hidup. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu.2011.BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
       Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrient yang berbeda. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrient yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Nutrient tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrient yang lain,sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat.
       Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi makanan. Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi. Tingginya angka kematian penduduk juga merupakan dampak dari kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi yang dilahirkan, masalahnya yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia lanjut.
        Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Suatu penyakit timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host) dan lingkungan (environment).



1.2 Rumusan Masalah
            Adapun masalah yang di bahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1.   Apa yang dimaksud dengan status gizi ?
2.   Bagaimana gizi dalam daur kehidupan ?
3.   Siapa saja kelompok masyarakat dalam siklus gizi daur kehidupan?

1.3 Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan status gizi.
2.   Untuk mengetahui gizi dalam daur kehidupan.
3.   Untuk  mengetahui kelompok masyarakat dalam siklus gizi daur kehidupan.




















BAB II
             PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN STATUS GIZI
            Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan.
            Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status gizi baik bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak seimbang dapat diprestasikan dalam bentuk gizi kurang dari yang dibutuhkan. Sedangkan status gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Sehingga status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2003).
            Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan  dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang berdasarkan pada data antropometri serta biokimia (Beck, 2005). Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi salah ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit yang biasanya tidak mematikan dan perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang membantu meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Status gizi juga berhubungan langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk penyembuhan setelah menderita infeksi, luka, dan operasi yang berat.

2.2 GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
            Daur kehidupan manusia adalah rangkaian perjalanan hidup seseorang, mulai dari kelahiran hingga berakhir pada saat seseorang tersebut meninggal dunia dari waktu-kewaktu, manusia menghadapi berbagai perubahan dalam kehidupannya.
Daur kehidupan tersebut berlaku bagi setiap manusia tanpa terkecuali, dengan urutan dan tahapan yang sama. Daur kehidupan tersebut meliputi pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental. Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia.
            United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan.Terdapat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi dan diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian.
            Kebutuhan akan nutrient berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang antara lain :
·         Faktor Lingkungan
·         Faktor Ekonomi
·         Faktor Sosial-Budaya
·         Faktor Biologis/Keturunan
·         Faktor Religi/Agama

            Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia. Kekurangan gizi yang terjadi pada balita, remaja, ibu-ibu selama kehamilan dan secara kumulatif dapat berdampak buruk terhadap kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah. Bayi yang memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR) akan memiliki resiko yang tinggi terhadap kematian (Infant Mortality Rate), penyakit kronis pada masa usia dewasa dan keterlambatan perkembangan mental. Kondisi kekurangan gizi yang terjadi pada bayi dengan BBL rendah akan berisiko mengakibatkan balita yang menderita Kurang Energi Kronik (KEP). Risiko munculnya balita KEP akan semakin tinggi jika tidak didukung dengan pola asuh yang tidak memadai. Selain itu, penyakit infeksi dan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan akan memperburuk pertumbuhan bayi dengan BBL rendah. Untuk daur kehidupan dapat digambarkan seperti siklus di bawah, dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia (Hidayat,2007).
                                                                 Sumber: Nutrition Throught The Life Cycle, 2000
2.3 KELOMPOK MASYARAKAT DALAM SIKLUS GIZI DAUR KEHIDUPAN
            Beberapa kelompok dengan resiko tinggi di masyarakat membutuhkan perhatian khusus dalam gizi .Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ibu Hamil
            Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan fisiologis pada Ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan kebutuhan nutrien, karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin  yang sangat pesat, dan agar keluaran kehamian nya behasil baik dan sempurna.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil dan mempunyai implikasi gizi adalah : Perubahan pada kardiovaskuler, pada volume darah, pada tekanan darah selama hamil, penyesuaian pada  sistem pernafasan, perubahan pada fungsi ginjal, perubahan pada fungsi gastrointestinal , perubahan pada hormone terutama hormone yang diproduksi oleh plasenta yang mengatur perubahan perkembangan ibu hamil dan merupakan satu-satunya jalan bagi janin untuk pertukaran nutrient, oksigen, dan sisa produk. 

1.1 Penilaian Status Gizi Wanita Hamil
            Penilaian status gizi wanita hamil meliputi evaluasi terhadap faktor risiko,diet,pengukuran antropometrik dan biokimiawi.penilaian tentang asupan pangan dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam (24-hour recall).faktor risiko diet dibagi ke dalam dua kelompok,yaitu risiko selama hamil dan risiko selama perawatan (antenatal).Adapun risiko yang pertama adalah :
a.       Usia dibawah 18 tahun
b.      Keluarga prasejahtera
c.       Food fadism atau kegilaan terhadap pola makan tertentu yang terkesan aneh
d.      Perokok berat
e.       Pecandu obat dan alcohol
f.       Berat <80% atau >120% berat baku
g.      Terlalu sering hamil > 8 kali dengan sela waktu <1 tahun
h.      Riwayat obstetric buruk : pernah melahirkan anak mati
i.        Tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik.
Sementara risiko kedua meliputi :
a.       Pertambahan berat tidak adekuat (<1kg/bulan)
b.      Pertambahan berat berlebihan (>1 kg/minggu)
c.       Hb <11 g (terendah 9,5 dan Ht <33 (terendah 30)
1.2 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh :
1.      Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2.      Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3.      Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama
4.      Paritas dan usia kehamilan pertama
Status gizi ibu sewaktu melahirkan ditentukan  berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi yang  berdasarkan:
1.      Keadaan sosial ekonomi waktu hamil
2.      Derajat pekerjaan fisik
3.      Asupan pangan
4.      Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi
            Pemeriksaan antropometris yang biasa dilakukan ialah penimbangan berat,pengukuran tinggi,penentuan berat ideal dan pola pertambahan berat.Berat pada kunjungan pertama ditimbang sementara berat sebelum nya jangan terlewatkan.berat sebelum hamil berguna untuk penentuan prognosis serta keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi secara intensif.status gizi buruk ditandai oleh berat sebelum hamil 10% dibawah atau 20% di atas berat ideal.

1.3 Pola Pertambahan Berat Badan
            Wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung akan melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang,karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2-5 minggu pertama.ibu penderita malnutrisi sepanjang minggu terakhir kehamilan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (<2500 g),karena jaringan lemak banyak ditimbun salama trisemester III. Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang. Volume darah pun meningkat drastis, hingga sampai akhir kehamilan volume darah menjadi 4/3 kali volume darah normal. Ini menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.
            Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
1.4 Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
            Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah Sumber kalori (Karbohidrat & Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E,Yodium. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin.


a. Sumber Kalori
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi baik.. Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama 280 hari, hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama kehamilan.
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi.
b. Protein
            Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori).
c. Asam Folat
            Asam folat termasuk vitamin B komplek, yakni vitamin B9. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram perhari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum. Selain itu folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.
            Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino dan asam nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang. Selain itu folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat menyebakan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan servik uterus. Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan pertama kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum tulang belakang.
d. Zat Besi
            Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolism besi normal. Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi.
 e. Kalsium
            Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
f. Vitamin C
            Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
g. Vitamin A
            Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta perkembangan dan pertumbuhan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.

h. Yodium
            Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme,yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme karena peran hormone tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati posisi strategis.anjuran asupan per hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 µg.
2. Ibu menyusui
            Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Air susu ibu atau ASI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi, dan untuk keberhasilan ini diperlukan dukungan gizi. Komposisi dari ASI sendiri berbeda tergantung dari waktu menyusui (pagi,siang, sore, malam) dan tahap dari pemberian ASI: jumlah fat yang ada dalam ASI semakin meningkat artinya fat pada ASI yang keluar pada tahap akhir menyusui lebih tinggi daripada waktu pemberian awal menyusui.
            Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormone Oxytocin yang disekresi oleh glandula pituitaria bagian posterior atas rangsangan isapan bayi.Oxytocin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli  berkontraksi, yang dengan demikian mendorong air susu menuju ke ductus penampungan.
2.1 Kebutuhan Gizi pada Ibu Menyusui
            Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 kkal, kebutuhan kalori ini lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-rata yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu normal.
a. Protein
            Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.

b. Cairan
            Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
c. Vitamin dan Mineral
            Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada selama hamil Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein, laktosa dan lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya berupa whey yang lebih mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A dan karotinoid. Dalam ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat dalam susu sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain itu ASI juga mengandung zat immunitas, seperti sel T dan immunoglobulin, yang merupakan pertahan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosom, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahan tubuh non spesifik. Perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil dan menyusui yaitu :
  1. Untuk menjaga kesehatan ibu selama hamil dan saat persalinan.
  2. Untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin yang dikandung.
  3. Untuk mempersiapkan cadangan gizi ayi setelah lahir.
  4. Untuk persiapan produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir.
2.2 Tabel 1. Makanan untuk Kecukupan Energi Bagi Ibu Hamil Dan Menyusui
        Bahan Makanan      
Ibu Hamil
Ibu Menyusui
Nasi/Pengganti
4 ½ Gelas
4 ½ Gelas
Sayuran
3 Gelas
4 Gelas
Buah
4 Ptg Sdg
4 Ptg Sdg
Tempe/pengganti
6 Ptg Sdg
8 Ptg Sdg
Daging/Pengganti
3 Ptg Sdg
3 Ptg Sdg
Susu
2 Gelas
2 Gelas
Minyak
2 Sdm
3 Sdm
Gula
2 Sdm
2 Sdm

3. Bayi dan Balita
            ASI eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI. Air Susu Ibu penting untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal : karbohidrat dalam ASI berupa laktosa,protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna,kandungan vitamin dan mineralnya banyak,lemaknya mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda).Selain itu,ASI juga mengandung zat anti infeksi.
            Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk).
3.1 Kebutuhan Gizi  Bayi dan Balita
            Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat  bervariasi menurut usia  dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama,yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum selama 6 bulan pertama kehidupan,bayi memerlukan sebesar 115-120 kkal/kg/hari yang kemudian berkurang sampai sekitar 105-120 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. Berikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain kecuali obat dan vitamin. Jumlah cairan/air yang dibutuhkan oleh bayi dan anak balita lebih besar 50% dibanding kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan :kalori adalah 1,5 cc/1 kkal (Rasio orang dewasa =1 cc/kkal). Adapun perhitungan  kebutuhan gizi bagi bayi adalah :
·         Kalori :100-120 per kilogram berat badan. 
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal
·         Protein :1,5-2 gram per kilogram berat badan 
Bila 
berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram 
·         Karbohidrat :50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari 
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram 
·         Lemak :20 persen dari total kalori 
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram
            Sementara unsur gizi seimbang untuk balita (umur 6 bulan keatas) yakni karbohidrat dan lemak (zat tenaga) sebagai penghasil energi,Protein (zat pembangun) berguna untuk pertumbuhan atau pemeliharaan, Vitamin dan Mineral (Zat Pengatur),Zat besi serta Vitamin K.
·         Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
·         Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
3.2 Tabel 2. Anjuran Makanan Pada Bayi dan Balita.
Bahan
Bayi Usia 6-12 Bln (900Kkal)
Anak Usia 1-3 tahun (1200Kkal)
Anak Usia 4-5 Tahun (1700Kkal)
Nasi
1 ½ gls tim halus
2 ¼ gls
3 gelas
Daging
1 butir kuning telur
1 potong
2 potong
Tempe
1 potong
2 potong
4 potong
Sayur
2 sdm
1 ½ gelas
2 gelas
Buah
1 buah/potong
3 buah/potong
3 buah/potong
ASI
Lanjutkan
Hingga 2 tahun
-
Susu
-
1 gelas
1 gelas
Minyak
1 sdm
1 ½ sdm
2 sdm
Gula
-
2 sdm
2 sdm


4. Anak Remaja dan  Dewasa
                     Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
      Masa remaja awal                    : 10-13 tahun
      Masa remaja tengah               : 14-16 tahun
      Masa remaja akhir                   : 17-19 tahun
            Perubahan ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan       : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki           : umur 12 sampai 14 tahun.
            Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik.

4.1 Kebutuhan Gizi Seimbang
                     Prinsip gizi remaja à status gizi remaja harus dinilai secara perorangan à berdasarkan data antopometri, biokimia, pemeriksaan fisik & klinis, dietary, psikososial.
            Pada anak remaja berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi hal ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih makanan yang sehat. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Secara garis besar,banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada tabel RDA.            
            Umumnya remaja putra memerlukan lebih banyak energi dibandingkan remaja putri.Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3470 kkal/hari. Dan menurun menjadi 2900 kkal pada usia 16-19 tahun.Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12 tahun (2550 kkal),kemudian menurun menjadi 2200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis (Wait dkk) menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan.Perkiraan energi pada remaja putra berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm,sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkkal/cm.
a. Protein
            Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
b.Lemak
            Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.
c. Vitamin dan Mineral
            Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan. Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorbsi.




4.2 Pendidikan Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
            Pendidikan gizi pada anak  remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun uraiannya sebagai berikut :
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Biasakan makan pagi.
8. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
9. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
10. Hindari minum minuman beralkohol.
11. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

5. Gizi Lanjut Usia
            Kebutuhan gizi pada lansia berbeda dari yang satu dengan lainnya sehubungan dengan perbedaan individu dalam hal tingkat penuaan, tingkat aktivitas fisik, adanya penyakit degeneratif dan pengaruh obat-obatan terhadap utilitas zat gizi. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang pada usia lanjut berguna selain untuk kelangsungan hidup yang layak, juga bermanfaat mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif dan penyakit lain yang umum terjadi pada usia lanjut, sehingga masa tua dapat dijalani dengan kondisi kesehatan yang baik dan kegiatan yang normal. Adapun batasan Usia Menurut beberapa sumber:
      Menurut Durmin                     : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
      M.Alwi Dahlan                       : usia diatas 60 th
      Menurut usia pension              : usia diatas 56 th
      WHO                                      : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua (75-                                                      90), usia sangat tua(>90)



5.1 Perubahan Fisiologis Akibat Penuaan
Kemunduran dan kelemahan yang diderita oleh lansia biasanya berupa :
1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
2. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
3. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
4. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
5. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
6. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
7. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
8.  Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi \
9. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
10. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
5.2 Penilaian Status Gizi
            Penilaian Status Gizi berdasarkan pemeriksaan lazim biasanya dengan pemeriksaan antropometrik.Perubahan berat badan dijadikan indicator yang peka dalam penentuan risiko gizi.penyusutan berat badan 10% atau lebih terutama berlangsung kurang dari 3 bulan menandakan malnutrisi telah terjadi.ukuran lipat kulit trisep berkurang sebanyak 14% (wanita) hingga 8% (lelaki) pada usia 65-75 tahun. Informasi minimal yang harus diperoleh dalam menilai status gizi lansia :
1.      Keterangan tentang diet
2.      Berat dan tinggi badan
3.      Lingkar perut dan lengan
4.      Tebal lemak bawah kulit
5.      Keadaan fungsi tubuh
6.      Riwayat infeksi.

5.3 Keseimbangan Energi
a. Kalori
            Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
             Kebutuhan akan kalori akan menurun sejalan dengan pertambahan usia,karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang. Secara umum,terjadi penurunan asupan energi sebesar 55 per dekade. Penyusutan BMR 10%-20% antara usia 30-75 tahun merupakan cerminan dari perubahan komposisi tubuh,penambahan massa lemak dan penyusutan massa otot.
b. Protein
            Jika diacu pada RDA,besaran protein dipatok pada angka 0,8 g/Kg BB/hari.angka ini diperoleh dari perhitungan asupan energi sebesar 1900 kkal (wanita) dan 2300 Kkal (Lelaki).diet protein harus mengontribusi energi sebesar 12-15% total asupan kalori.sebaiknya protein sebagai pemasok energi dapat diberikan  dalam jumlah 20-25% dari jumlah kalori total. Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

c. Karbohidrat dan Serat Makanan
            Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. Umumnya lansia mengonsumsi karbohidrat hanya 45-50% dari seharusnya 55-60% kalori total.
d. Lemak
            Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
e. Vitamin dan mineral
            Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.


BAB III
 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masyarakat umum  banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti factor sosial, psikologis, ekonomi, pengetahuan, mitos, kebudayaan, dan keyakinan.Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrient yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Kebutuhan akan nutrient berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut.
            Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia. Kekurangan gizi yang terjadi pada balita, remaja, ibu-ibu selama kehamilan dan secara kumulatif dapat berdampak buruk terhadap kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah. Bayi yang memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR) akan memiliki resiko yang tinggi terhadap kematian (Infant Mortality Rate), penyakit kronis pada masa usia dewasa dan keterlambatan perkembangan mental. Kondisi kekurangan gizi yang terjadi pada bayi dengan BBL rendah akan berisiko mengakibatkan balita yang menderita Kurang Energi Kronik (KEP). Risiko munculnya balita KEP akan semakin tinggi jika tidak didukung dengan pola asuh yang tidak memadai. Selain itu, penyakit infeksi dan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan akan memperburuk pertumbuhan bayi dengan BBL rendah
3.2 SARAN
            Timbulnya berbagai masalah gizi dan penyakit dalam daur kehidupan manusia biasanya diakibatkan kurangnya perhatian dan pengetahuan terhadap mengkonsumsi bahan pangan tertentu.MakaBAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
       Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrient yang berbeda. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrient yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Nutrient tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrient yang lain,sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat.
       Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi makanan. Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi. Tingginya angka kematian penduduk juga merupakan dampak dari kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi yang dilahirkan, masalahnya yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia lanjut.
        Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Suatu penyakit timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host) dan lingkungan (environment).



1.2 Rumusan Masalah
            Adapun masalah yang di bahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1.   Apa yang dimaksud dengan status gizi ?
2.   Bagaimana gizi dalam daur kehidupan ?
3.   Siapa saja kelompok masyarakat dalam siklus gizi daur kehidupan?

1.3 Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan status gizi.
2.   Untuk mengetahui gizi dalam daur kehidupan.
3.   Untuk  mengetahui kelompok masyarakat dalam siklus gizi daur kehidupan.




















BAB II
             PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN STATUS GIZI
            Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan.
            Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status gizi baik bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak seimbang dapat diprestasikan dalam bentuk gizi kurang dari yang dibutuhkan. Sedangkan status gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Sehingga status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2003).
            Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan  dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang berdasarkan pada data antropometri serta biokimia (Beck, 2005). Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi salah ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit yang biasanya tidak mematikan dan perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang membantu meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Status gizi juga berhubungan langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk penyembuhan setelah menderita infeksi, luka, dan operasi yang berat.

2.2 GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
            Daur kehidupan manusia adalah rangkaian perjalanan hidup seseorang, mulai dari kelahiran hingga berakhir pada saat seseorang tersebut meninggal dunia dari waktu-kewaktu, manusia menghadapi berbagai perubahan dalam kehidupannya.
Daur kehidupan tersebut berlaku bagi setiap manusia tanpa terkecuali, dengan urutan dan tahapan yang sama. Daur kehidupan tersebut meliputi pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental. Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia.
            United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan.Terdapat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi dan diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian.
            Kebutuhan akan nutrient berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang antara lain :
·         Faktor Lingkungan
·         Faktor Ekonomi
·         Faktor Sosial-Budaya
·         Faktor Biologis/Keturunan
·         Faktor Religi/Agama

            Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia. Kekurangan gizi yang terjadi pada balita, remaja, ibu-ibu selama kehamilan dan secara kumulatif dapat berdampak buruk terhadap kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah. Bayi yang memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR) akan memiliki resiko yang tinggi terhadap kematian (Infant Mortality Rate), penyakit kronis pada masa usia dewasa dan keterlambatan perkembangan mental. Kondisi kekurangan gizi yang terjadi pada bayi dengan BBL rendah akan berisiko mengakibatkan balita yang menderita Kurang Energi Kronik (KEP). Risiko munculnya balita KEP akan semakin tinggi jika tidak didukung dengan pola asuh yang tidak memadai. Selain itu, penyakit infeksi dan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan akan memperburuk pertumbuhan bayi dengan BBL rendah. Untuk daur kehidupan dapat digambarkan seperti siklus di bawah, dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia (Hidayat,2007).
                                                                 Sumber: Nutrition Throught The Life Cycle, 2000
2.3 KELOMPOK MASYARAKAT DALAM SIKLUS GIZI DAUR KEHIDUPAN
            Beberapa kelompok dengan resiko tinggi di masyarakat membutuhkan perhatian khusus dalam gizi .Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ibu Hamil
            Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan fisiologis pada Ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan kebutuhan nutrien, karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin  yang sangat pesat, dan agar keluaran kehamian nya behasil baik dan sempurna.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil dan mempunyai implikasi gizi adalah : Perubahan pada kardiovaskuler, pada volume darah, pada tekanan darah selama hamil, penyesuaian pada  sistem pernafasan, perubahan pada fungsi ginjal, perubahan pada fungsi gastrointestinal , perubahan pada hormone terutama hormone yang diproduksi oleh plasenta yang mengatur perubahan perkembangan ibu hamil dan merupakan satu-satunya jalan bagi janin untuk pertukaran nutrient, oksigen, dan sisa produk. 

1.1 Penilaian Status Gizi Wanita Hamil
            Penilaian status gizi wanita hamil meliputi evaluasi terhadap faktor risiko,diet,pengukuran antropometrik dan biokimiawi.penilaian tentang asupan pangan dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam (24-hour recall).faktor risiko diet dibagi ke dalam dua kelompok,yaitu risiko selama hamil dan risiko selama perawatan (antenatal).Adapun risiko yang pertama adalah :
a.       Usia dibawah 18 tahun
b.      Keluarga prasejahtera
c.       Food fadism atau kegilaan terhadap pola makan tertentu yang terkesan aneh
d.      Perokok berat
e.       Pecandu obat dan alcohol
f.       Berat <80% atau >120% berat baku
g.      Terlalu sering hamil > 8 kali dengan sela waktu <1 tahun
h.      Riwayat obstetric buruk : pernah melahirkan anak mati
i.        Tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik.
Sementara risiko kedua meliputi :
a.       Pertambahan berat tidak adekuat (<1kg/bulan)
b.      Pertambahan berat berlebihan (>1 kg/minggu)
c.       Hb <11 g (terendah 9,5 dan Ht <33 (terendah 30)
1.2 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh :
1.      Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2.      Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3.      Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama
4.      Paritas dan usia kehamilan pertama
Status gizi ibu sewaktu melahirkan ditentukan  berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi yang  berdasarkan:
1.      Keadaan sosial ekonomi waktu hamil
2.      Derajat pekerjaan fisik
3.      Asupan pangan
4.      Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi
            Pemeriksaan antropometris yang biasa dilakukan ialah penimbangan berat,pengukuran tinggi,penentuan berat ideal dan pola pertambahan berat.Berat pada kunjungan pertama ditimbang sementara berat sebelum nya jangan terlewatkan.berat sebelum hamil berguna untuk penentuan prognosis serta keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi secara intensif.status gizi buruk ditandai oleh berat sebelum hamil 10% dibawah atau 20% di atas berat ideal.

1.3 Pola Pertambahan Berat Badan
            Wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung akan melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang,karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2-5 minggu pertama.ibu penderita malnutrisi sepanjang minggu terakhir kehamilan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (<2500 g),karena jaringan lemak banyak ditimbun salama trisemester III. Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang. Volume darah pun meningkat drastis, hingga sampai akhir kehamilan volume darah menjadi 4/3 kali volume darah normal. Ini menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.
            Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
1.4 Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
            Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah Sumber kalori (Karbohidrat & Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E,Yodium. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin.


a. Sumber Kalori
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi baik.. Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama 280 hari, hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama kehamilan.
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi.
b. Protein
            Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori).
c. Asam Folat
            Asam folat termasuk vitamin B komplek, yakni vitamin B9. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram perhari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum. Selain itu folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.
            Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino dan asam nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang. Selain itu folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat menyebakan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan servik uterus. Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan pertama kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum tulang belakang.
d. Zat Besi
            Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolism besi normal. Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi.
 e. Kalsium
            Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
f. Vitamin C
            Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
g. Vitamin A
            Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta perkembangan dan pertumbuhan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.

h. Yodium
            Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme,yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme karena peran hormone tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati posisi strategis.anjuran asupan per hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 µg.
2. Ibu menyusui
            Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Air susu ibu atau ASI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi, dan untuk keberhasilan ini diperlukan dukungan gizi. Komposisi dari ASI sendiri berbeda tergantung dari waktu menyusui (pagi,siang, sore, malam) dan tahap dari pemberian ASI: jumlah fat yang ada dalam ASI semakin meningkat artinya fat pada ASI yang keluar pada tahap akhir menyusui lebih tinggi daripada waktu pemberian awal menyusui.
            Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormone Oxytocin yang disekresi oleh glandula pituitaria bagian posterior atas rangsangan isapan bayi.Oxytocin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli  berkontraksi, yang dengan demikian mendorong air susu menuju ke ductus penampungan.
2.1 Kebutuhan Gizi pada Ibu Menyusui
            Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 kkal, kebutuhan kalori ini lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-rata yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu normal.
a. Protein
            Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.

b. Cairan
            Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
c. Vitamin dan Mineral
            Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada selama hamil Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein, laktosa dan lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya berupa whey yang lebih mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A dan karotinoid. Dalam ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat dalam susu sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain itu ASI juga mengandung zat immunitas, seperti sel T dan immunoglobulin, yang merupakan pertahan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosom, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahan tubuh non spesifik. Perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil dan menyusui yaitu :
  1. Untuk menjaga kesehatan ibu selama hamil dan saat persalinan.
  2. Untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin yang dikandung.
  3. Untuk mempersiapkan cadangan gizi ayi setelah lahir.
  4. Untuk persiapan produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir.
2.2 Tabel 1. Makanan untuk Kecukupan Energi Bagi Ibu Hamil Dan Menyusui
        Bahan Makanan      
Ibu Hamil
Ibu Menyusui
Nasi/Pengganti
4 ½ Gelas
4 ½ Gelas
Sayuran
3 Gelas
4 Gelas
Buah
4 Ptg Sdg
4 Ptg Sdg
Tempe/pengganti
6 Ptg Sdg
8 Ptg Sdg
Daging/Pengganti
3 Ptg Sdg
3 Ptg Sdg
Susu
2 Gelas
2 Gelas
Minyak
2 Sdm
3 Sdm
Gula
2 Sdm
2 Sdm

3. Bayi dan Balita
            ASI eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI. Air Susu Ibu penting untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal : karbohidrat dalam ASI berupa laktosa,protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna,kandungan vitamin dan mineralnya banyak,lemaknya mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda).Selain itu,ASI juga mengandung zat anti infeksi.
            Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk).
3.1 Kebutuhan Gizi  Bayi dan Balita
            Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat  bervariasi menurut usia  dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama,yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum selama 6 bulan pertama kehidupan,bayi memerlukan sebesar 115-120 kkal/kg/hari yang kemudian berkurang sampai sekitar 105-120 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. Berikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain kecuali obat dan vitamin. Jumlah cairan/air yang dibutuhkan oleh bayi dan anak balita lebih besar 50% dibanding kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan :kalori adalah 1,5 cc/1 kkal (Rasio orang dewasa =1 cc/kkal). Adapun perhitungan  kebutuhan gizi bagi bayi adalah :
·         Kalori :100-120 per kilogram berat badan. 
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal
·         Protein :1,5-2 gram per kilogram berat badan 
Bila 
berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram 
·         Karbohidrat :50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari 
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram 
·         Lemak :20 persen dari total kalori 
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram
            Sementara unsur gizi seimbang untuk balita (umur 6 bulan keatas) yakni karbohidrat dan lemak (zat tenaga) sebagai penghasil energi,Protein (zat pembangun) berguna untuk pertumbuhan atau pemeliharaan, Vitamin dan Mineral (Zat Pengatur),Zat besi serta Vitamin K.
·         Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
·         Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
3.2 Tabel 2. Anjuran Makanan Pada Bayi dan Balita.
Bahan
Bayi Usia 6-12 Bln (900Kkal)
Anak Usia 1-3 tahun (1200Kkal)
Anak Usia 4-5 Tahun (1700Kkal)
Nasi
1 ½ gls tim halus
2 ¼ gls
3 gelas
Daging
1 butir kuning telur
1 potong
2 potong
Tempe
1 potong
2 potong
4 potong
Sayur
2 sdm
1 ½ gelas
2 gelas
Buah
1 buah/potong
3 buah/potong
3 buah/potong
ASI
Lanjutkan
Hingga 2 tahun
-
Susu
-
1 gelas
1 gelas
Minyak
1 sdm
1 ½ sdm
2 sdm
Gula
-
2 sdm
2 sdm


4. Anak Remaja dan  Dewasa
                     Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
      Masa remaja awal                    : 10-13 tahun
      Masa remaja tengah               : 14-16 tahun
      Masa remaja akhir                   : 17-19 tahun
            Perubahan ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan       : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki           : umur 12 sampai 14 tahun.
            Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik.

4.1 Kebutuhan Gizi Seimbang
                     Prinsip gizi remaja à status gizi remaja harus dinilai secara perorangan à berdasarkan data antopometri, biokimia, pemeriksaan fisik & klinis, dietary, psikososial.
            Pada anak remaja berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi hal ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih makanan yang sehat. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Secara garis besar,banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada tabel RDA.            
            Umumnya remaja putra memerlukan lebih banyak energi dibandingkan remaja putri.Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3470 kkal/hari. Dan menurun menjadi 2900 kkal pada usia 16-19 tahun.Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12 tahun (2550 kkal),kemudian menurun menjadi 2200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis (Wait dkk) menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan.Perkiraan energi pada remaja putra berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm,sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkkal/cm.
a. Protein
            Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
b.Lemak
            Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.
c. Vitamin dan Mineral
            Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan. Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorbsi.




4.2 Pendidikan Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
            Pendidikan gizi pada anak  remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun uraiannya sebagai berikut :
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Biasakan makan pagi.
8. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
9. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
10. Hindari minum minuman beralkohol.
11. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

5. Gizi Lanjut Usia
            Kebutuhan gizi pada lansia berbeda dari yang satu dengan lainnya sehubungan dengan perbedaan individu dalam hal tingkat penuaan, tingkat aktivitas fisik, adanya penyakit degeneratif dan pengaruh obat-obatan terhadap utilitas zat gizi. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang pada usia lanjut berguna selain untuk kelangsungan hidup yang layak, juga bermanfaat mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif dan penyakit lain yang umum terjadi pada usia lanjut, sehingga masa tua dapat dijalani dengan kondisi kesehatan yang baik dan kegiatan yang normal. Adapun batasan Usia Menurut beberapa sumber:
      Menurut Durmin                     : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
      M.Alwi Dahlan                       : usia diatas 60 th
      Menurut usia pension              : usia diatas 56 th
      WHO                                      : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua (75-                                                      90), usia sangat tua(>90)



5.1 Perubahan Fisiologis Akibat Penuaan
Kemunduran dan kelemahan yang diderita oleh lansia biasanya berupa :
1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
2. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
3. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
4. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
5. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
6. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
7. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
8.  Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi \
9. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
10. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
5.2 Penilaian Status Gizi
            Penilaian Status Gizi berdasarkan pemeriksaan lazim biasanya dengan pemeriksaan antropometrik.Perubahan berat badan dijadikan indicator yang peka dalam penentuan risiko gizi.penyusutan berat badan 10% atau lebih terutama berlangsung kurang dari 3 bulan menandakan malnutrisi telah terjadi.ukuran lipat kulit trisep berkurang sebanyak 14% (wanita) hingga 8% (lelaki) pada usia 65-75 tahun. Informasi minimal yang harus diperoleh dalam menilai status gizi lansia :
1.      Keterangan tentang diet
2.      Berat dan tinggi badan
3.      Lingkar perut dan lengan
4.      Tebal lemak bawah kulit
5.      Keadaan fungsi tubuh
6.      Riwayat infeksi.

5.3 Keseimbangan Energi
a. Kalori
            Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
             Kebutuhan akan kalori akan menurun sejalan dengan pertambahan usia,karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang. Secara umum,terjadi penurunan asupan energi sebesar 55 per dekade. Penyusutan BMR 10%-20% antara usia 30-75 tahun merupakan cerminan dari perubahan komposisi tubuh,penambahan massa lemak dan penyusutan massa otot.
b. Protein
            Jika diacu pada RDA,besaran protein dipatok pada angka 0,8 g/Kg BB/hari.angka ini diperoleh dari perhitungan asupan energi sebesar 1900 kkal (wanita) dan 2300 Kkal (Lelaki).diet protein harus mengontribusi energi sebesar 12-15% total asupan kalori.sebaiknya protein sebagai pemasok energi dapat diberikan  dalam jumlah 20-25% dari jumlah kalori total. Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

c. Karbohidrat dan Serat Makanan
            Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. Umumnya lansia mengonsumsi karbohidrat hanya 45-50% dari seharusnya 55-60% kalori total.
d. Lemak
            Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
e. Vitamin dan mineral
            Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.


BAB III
 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masyarakat umum  banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti factor sosial, psikologis, ekonomi, pengetahuan, mitos, kebudayaan, dan keyakinan.Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrient yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Kebutuhan akan nutrient berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut.
            Tahapan dari daur kehidupan dimulai atau diawali dari masa kehamilan, bayi, anak-anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan lansia. Kekurangan gizi yang terjadi pada balita, remaja, ibu-ibu selama kehamilan dan secara kumulatif dapat berdampak buruk terhadap kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah. Bayi yang memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR) akan memiliki resiko yang tinggi terhadap kematian (Infant Mortality Rate), penyakit kronis pada masa usia dewasa dan keterlambatan perkembangan mental. Kondisi kekurangan gizi yang terjadi pada bayi dengan BBL rendah akan berisiko mengakibatkan balita yang menderita Kurang Energi Kronik (KEP). Risiko munculnya balita KEP akan semakin tinggi jika tidak didukung dengan pola asuh yang tidak memadai. Selain itu, penyakit infeksi dan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan akan memperburuk pertumbuhan bayi dengan BBL rendah
3.2 SARAN
            Timbulnya berbagai masalah gizi dan penyakit dalam daur kehidupan manusia biasanya diakibatkan kurangnya perhatian dan pengetahuan terhadap mengkonsumsi bahan pangan tertentu.Maka untuk mencegah ataupun menanggulangi terjadinya peningkatan masalah gizi,sebaiknya masyarakat terutama kelompok  gizi dalam daur kehidupan meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi serta gizi lebih.
DAFTAR PUSTAKA
§  MB, Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi .Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.2004
§  Sandra Fikawati,Dwi Wahyuni.Jurnal Status Gizi Ibu Hamil dan berat Lahir Bayi. Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,Juni 2012.Depok
§  Almatsier, Sunita. 2009. Buku Ajar Pinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama . Jakarta
§  David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati. Pdf Hasil Penelitian.Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui  (79–82).Universitas Sumatera Utara.2011
§  Muchlisa, Citrakesumasari.,Jurnal Laporan Penelitian. Hubungan Asupan Gizi dengan Status Gizi pada Remaja.Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Makassar.2013
§  Rizqie Auliana,Pdf Gizi Daur Hidup. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu.2011. untuk mencegah ataupun menanggulangi terjadinya peningkatan masalah gizi,sebaiknya masyarakat terutama kelompok  gizi dalam daur kehidupan meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi serta gizi lebih.


DAFTAR PUSTAKA
§  MB, Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi .Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.2004
§  Sandra Fikawati,Dwi Wahyuni.Jurnal Status Gizi Ibu Hamil dan berat Lahir Bayi. Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,Juni 2012.Depok
§  Almatsier, Sunita. 2009. Buku Ajar Pinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama . Jakarta
§  David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati. Pdf Hasil Penelitian.Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui  (79–82).Universitas Sumatera Utara.2011
§  Muchlisa, Citrakesumasari.,Jurnal Laporan Penelitian. Hubungan Asupan Gizi dengan Status Gizi pada Remaja.Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Makassar.2013
§  Rizqie Auliana,Pdf Gizi Daur Hidup. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu.2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar